Percakapan Aneh dengan Pepet, Manusia Super Polos.


Suatu ketika di siang hari yang  panas, sepertinya malaikat lupa ngidupin ac, pintu neraka lupa ditutup juga. Alhasil makhluk bumi seisinya termasuk saya, kepanasan, terpanggang seperti sate kambing setengah mateng. Ya, bener-bener nampak kayak daging asap jalan kesana kemari, ke akademik, ke singgasana dosen, ke ruang kuliah. Naik lantai satu, dua dan tiga. Turun lagi. Naik lagi. OK! rasa-rasanya ngampus itu ngga beda jauh sama ndaki gunung. Capek!

Hari ini kami menghadiri seminar kelas salah satu teman, entah karena bosan atau topiknya kurang menarik. Tiba-tiba “Pepet”, (salah satu temen saya yang labil dan sok cute), dengan sifat “childish”nya mulai gelisah karena kebosanan, nyari-nyari korban buat diusilin, dan kok pas saya yang duduk dideket dia, duh, jadi korban pemerkosaan mental sama dia. Saya juga bosan sih, nulis-nulis ngga jelas, nggambar wajah dosen, buat pola 9 titik  “Think out of the box” tiap kali kebosanan di suatu kelas. Lalu tiba-tiba, dia ngambil paksa pulpen dan kertas makalah yang saya coret-coret. Dia nulis sesuatu, terus menyodorkannya kepada saya. Tersenyum baca dengan apa yang dia tulis, lalu saya membalasnya. Terjadilah semacam percakapan aneh, di atas kertas makalah yang dicoret-coret. Soal surat menyurat di kertas kecil, terakhir kali waktu di sekolah dasar dulu. Kecuali waktu ujian semester, kami juga surat menyurat, tapi kertas jawaban. Here we go,

Opening,

Pepet : Aku heran, kok ada wanita secantik aku ya? 😐

Me : Iya, aku heran loh. Kamu ngga betah di surga ya? kamu bidadari jatuh dari langit? sayapmu patah?

Pepet : Iya, aku ga betah di surganya dajjal, aku betah di surganya Allah (ga nyambung nih anak -_-)

Me : Ngga nyambung! Eh, pet, agak jauhan dikit dong duduknya. Soalnya aku takut kalo deket sama kamu, akunya nanti kena diabetes. Kamu mau tanggung jawab? nyembuhin aku? hah!

Pepet : Kamu kasian ya, soalnya kamu orang ke-1001 yang bilang kek gitu ke aku!

Me : Iya kasian, tapi semoga jadi orang yang terakhir, pet!

Pepet : Iyalah, entar gulaku abis. Manisnya ilang. Mau? hah!

Me : *speechless* Mungkin semacam “Habis manis sepah dibuang” ya?

Pepet : *kesindir pepet, soalnya abis diputus pacarnya* Bukan! “Habis gelap terbitlah terang!.

Me : *feel guilty* Be brave, Kamu masih berduka ya? Kapan pintunya dibuka lagi?

Pepet : Lagi siap-siap nih, mau bikin sistem ganjil genap (lu kira semesteran! nih orang ga tau emang polos atau memang dodol minta ampun)

Me : Jangan terlalu ketat seleksinya ya, I’m still waiting, Jika sudah saatnya, I’ll be ready. :))

Pepet :  Karena episode ini belum berhasil, ya ditambah lagi security-nya, biar ga jatuh lagi. (hatinya pepet itu ibarat komputer pentium I yang lemotnya minta ampun,ada peternakan virusnya, anti virusnya pake smadav yang ga pernah di update)

Me : Keep calm, banyak yang ambil nomor tunggu, ngantri untuk orang se-unique kamu!

Pepet : But, there’s no waiting room.

Me : So make it one, I’ll be patience, waiting.

Pepet : I don’t have waiting room, All i know just boarding room. Did you know boarding room? One of the band of komunikasi fakultas that mbake sik nyanyi very ayu kae lho. ( Boarding room band? saya ngga pernah denger, bandnya anak komunikasi? anyone? )

Me : This is so awkward conversation. But, u wanna date with me? :3

End of chat.

Pertanyaan terakhir ga dijawab sama pepet. Aku pun ga ngarepin jawabannya. Dua jam itu begitu cepat, padahal masih banyak yang pengen diomongin. Seminar kelas selesai, semuanya bergegas pulang, saya keluar kelas. Pepet juga.

Diam, hanya saling melempar senyum.  Setelah semua percakapan di atas kita pasti saling lupa, Dan tentu saja..

Life must go on.

Tagged , ,

Leave a comment